WIng Chun Club logo
Sum Nung Wing Chun

Mengungkap Rahasia Wing Chun Sum Nung: Teknik dan Prinsip yang Terungkap - Sifu Maurice

Masyarakat menganggap Sum Nung sebagai bapak Wing Chun di Guangzhou karena reputasinya sebagai seorang seniman bela diri terkenal. Lahir pada tahun 1926 di Peru dari ayah Tionghoa dan ibu Peru.

Kehidupan Awal

Sum Nung melakukan perjalanan ke China pada usia 7 tahun bersama ayahnya untuk mengunjungi neneknya. Selama kunjungannya, Jepang menyerang China selama Perang Dunia II. Rumahnya dibom, sehingga ayahnya meninggal dunia. Sum Nung kemudian ditinggalkan sendirian dengan neneknya, dan komunikasi dengan dunia luar terputus. Dia kehilangan kontak dengan ibunya dan kehidupan kaya-raya, dan harus hidup dalam kemiskinan seperti banyak orang pada masa perang.

Seni bela diri

Pada usia 12 tahun, Sum Nung ditugaskan untuk bekerja sebagai pesuruh di restoran “Sky and Sea” di Foshan. Di sana, dia menghadapi diskriminasi dan sering dipukuli dan dihina karena dia setengah Tionghoa dan setengah Peru. Koki restoran, Cheung Bo, adalah seorang ahli Wing Chun Kung Fu dan mulai mengajarkan Sum Nung cara membela diri terhadap penyerangnya.

Pada tahun 1941, seseorang memperkenalkan Sum Nung kepada Yuen Kay Shan, yang memiliki banyak properti di negara bagian Foshan dan telah memenangkan banyak pertarungan sampai mati/kombatan. Awalnya, Sum Nung meragukan bakat Yuen dan menjawab bahwa dia tidak memiliki apa-apa untuk dipelajari dari dia. Namun, Yuen menunjukkan keahliannya dan memberinya pukulan ringan, setelah itu Sum Nung menjadi yakin bahwa dia bisa belajar banyak dari Yuen dan menjadi muridnya.

Sum Nung memiliki reputasi yang besar karena kualitas Kung Fu-nya dan harus bertarung untuk membela diri dari diskriminasi karena dia adalah orang asing. Pada tahun 1943, ia mulai mengajarkan Wing Chun kepada murid-murid seperti Sum Jee di kuil yang dalam desa di Foshan.

Karier

Pada akhir tahun 1940-an, ia pindah ke kota Guangzhou, di mana ia mengajar Wing Chun kepada anggota beberapa serikat perdagangan setempat. Pada tahun 1947, ia menjadi profesor Wing Chun di serikat mesin Guangzhou. Tahun berikutnya, ia membuka klinik pengobatan tradisional dan juga menjalankan sekolah bela diri.

Filosofi

Hobi Sum Nung dalam memelihara burung aduan sangat mempengaruhi filosofinya. Ia hanya memberi makan burung yang bagus dalam bertarung, yang mempengaruhi pilihannya terhadap murid, seperti Felix Leong. Felix telah menjadi ahli Wing Ching di bawah guru terkenal Lai Chi Wa. Dia memenangkan gelar juara bela diri nasional Australia pada tahun 1977. Tahun berikutnya, ia bertarung di Selandia Baru dan menjadi juara Pasifik Selatan.

Budaya Populer

Sum Nung sering dijadikan sebagai tokoh dalam budaya populer, terutama dalam film Ip Man 3 tahun 2016. Sutradara Wilson Yip berhasil membawa kreasi sinematik ini menjadi hidup. Dengan matanya yang tajam dan keahliannya dalam seni, film tersebut diisi dengan visual yang menarik dan cerita yang mendalam. Bakat Raymond Wong Pak-ming juga tidak kalah penting dalam pembuatan film ini. Kemahirannya dalam produksi memastikan produk akhir yang mulus dan terkesan mendalam di hati penonton di seluruh dunia. Film ini adalah yang ketiga dalam seri yang didasarkan pada kehidupan Ip Man, dengan Donnie Yen sebagai pemeran utama. Film ini juga menampilkan Mike Tyson dan Bruce Lee, salah satu murid Ip Man, yang diperankan oleh Danny Chan Kwok-kwan.

Aktor Zhang Jin memerankan tokoh Sum Nung, ahli Wing Chun. Ia membuktikan dirinya sebagai lawan yang tangguh bagi Ip Man dalam pertarungan yang kompleks.

Kontroversi

Produser mengubah nama Sum Nung menjadi Cheung Tin-chi karena ia adalah murid dari Yuen Kay Shan. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dengan garis keturunan dan keturunan Yuen Kay Shan. Sebelumnya, kontroversi muncul dalam film tahun 2010 berjudul The Legend Is Born: Ip Man.

Pikiran Akhir

Dalam kesimpulannya, Sum Nung dikenal sebagai bapak Wing Chun di Guangzhou berkat reputasinya sebagai seniman bela diri terkenal. Meskipun ia mengalami kesulitan di awal kehidupannya, ia berhasil mengembangkan reputasi besar di dunia Wing Chun. Ia menjadi profesor Wing Chun di serikat mesin Guangzhou dan membuka klinik pengobatan tradisional serta sekolah bela diri. Filsafatnya yang terinspirasi dari hobi ayam adu-nya memengaruhi pilihan murid-muridnya, seperti Felix Leong. Sum Nung juga muncul di dalam budaya populer, khususnya dalam film Ip Man 3. Meskipun namanya diubah untuk menghindari kontroversi dengan garis keturunan Yuen Kay Shan, karakter Sum Nung tetap menampilkan keahlian Wing Chun yang luar biasa. Warisannya dalam seni bela diri tetap mempengaruhi dunia Wing Chun hingga saat ini, dan ia akan selalu dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah Wing Chun.